NABIRE - Pembekalan Teknis dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang dilaksanakan Dinas PUPR Nabire menggandeng Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura, telah sukses dilaksanakan. Kegiatan yang diikuti oleh peserta yang didominasi oleh Orang Asli Papua (OAP) ini telah digelar selama dua hari.
Kepala Dinas PUPR Nabire, Martinus Makai, SH, ditemui saat memantau kegiatan praktek peserta, mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mempersiapkan tenaga-tenaga terampil dalam rangka mempersiapkan tenaga di Provinsi Papua Tengah. Kata dia, pihaknya berdayakan masyarakat Nabire sehingga ke depan tidak perlu lagi mendatangkan tenaga-tenaga yang sudah tersertivikasi dari luar Nabire.
Pembekalan ini dilakukan, kata dia, karena selama ini dilihat banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga-tenaga ahli tetapi tidak ada di Nabire khususnya untuk OAP.
“Peserta yang ikut kegiatan 60 orang didominasi OAP, sementara dari non OAP hanya 2 orang. Kita lakukan kegiatan ini juga dalam rangka mendukung visi misi Bupati Nabire terkait dengan peningkatan SDM. Peningkatan SDM tidak hanya difokuskan pada ASN tapi juga kita juga fokus pada masyarakat sipil. Sehingga bagaiman kita mendukung memberdayakan mereka supaya mereka juga bisa terampil di kegiatan-kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta,” tutur Martinus Makai.
Kata dia, dasar kegiatan ini adalah UU nomor 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi. Di tahun 2022 ini kita hanya fokus untuk masyarakat Nabire. Namun pihaknya akan merencanakan lagi kegiatan ini secara luas. Nantinya, jika dari kabupaten-kabupaten sekitar ingin bergabung mengikuti kegiatan ini, dipersilahkan.
Koordinator Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wahyudin Manamun, ST, menuturkan, kita berbangga hati karena pesertanya di atas 90 persen adalah OAP. Sesuai anjuran Presiden Jokowi, untuk kegiatan di balai khususnya untuk Provinsi Papua dan Papua Barat agar dimaksimalkan untuk melibatkan OAP.
Lebih lanjut dikatakan, sertifikat akan diterbitkan oleh Kementerian PUPR dan sudah bersinergi dengan badan sertifikasi profesi. Diharapkan setelah peserta mengikuti kegiatan, dalam waktu tidak lama akan menerima sertifikat.
“Dalam kegiatan ini tidak ada dikatakan tidak lulus atau tidak bisa bekerja, tapi yang ada adalah kompeten atau tidak kompeten,” tuturnya.
Ada beberapa faktor untuk peserta mendapatkan sertifikat. Pertama, syarat administratif yang sudah dilaksanakan. Kedua, knowlage (pengetahuan) peserta. Pada saat mereka mengikuti kegiatan ada juga pembekalan yang disampaikan oleh instruktur dari SMKN 2 Nabire yang sudah mengikuti pelatihan TOT insturktur. Ketiga, attitude (perilaku) kerja bagaimana peserta pada saat melaksanakan prakteknya secara individual maupun saat kerjasama.
“Seperti yang kita laksanakan sekarang ada dua bidang. Yaitu tukang pasang atap baja ringan dan tukang pasang bata,” tambahnya.
Faktor yang terakhir untuk mendapatkan sertifikat yaitu skill atau ketrampikan peserta.
“Koordinasi kami dengan Dinas PUPR sudah sangat baik. Jadi harapannya peserta yang ikut kegiatan ini adalah mereka yang sudah punya dasar tukang. Tinggal diarahkan lagi bagaimana cara bekerja baik dan benar dan yang pasti akan diuji untuk mendapatkan sertifikat,” ujarnya. (ros)