UNITO – Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi, SIP meminta masyarakat Distrik Sukikai Selatan untuk kobarkan semangat kemerdekaan di dalam membangun kampung di wilayah Distrik Sukikai Selatan. Karena kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia karena semangat yang tinggi untuk membangun diri dan kampung sehingga semangat tersebut perlu digelorakan di setiap pelosok termasuk seluruh kampung di Distrik Sukikai Selatan.
Seruan tersebut disampaikan Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi dalam amanat detik-detik peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia, 17 Agustus 2023 lalu. Peringatan detik-detik kemerdekaan itu sendiri dilaksanakan di halaman kantor Distrik Sukikai Selatan, Unito.
Kepala Distrik Kristianus Tagi dalam seruannya mengingat warga untuk bersemangat dalam membangun diri setiap warga dan membangun kampung se wilayah distrik yang terletak ditapal batas empat kabupaten yakni Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat, Kabupaten Nabire, Kabupaten Deiyai dan Kabupaten Mimika di kawasan selatan Kabupaten Dogiyai.
Dalam arahannya, Kristianus mengajak masyarakat yang masih terkukung dengan belantara selatan Dogiyai itu agar terus bersemangat membangun diri dan kampung, tidak menyerah cepat tetapi tetap semangat untuk membangun diri dan kampung agar masyarakat dan kampung di wilayah selatan yang masih tertinggal ini maju dan berkembang sehingga tidak tertinggal terus.
Kristianus mengajak masyarakat Sukikai Selatan agar meniru semangat perjuangan dari para pejuang terdahulu untuk mencapai kemajuan dan kemerekadaan seperti halnya semangat perjuangan dari para pendahulu yang telah mencapai kemerdekaan bangsa Indoensia.
Peringatan Sederhana Meriah
Peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun ini, upacara 17 Agustus 2023 di Sukikai Selatan dilaksanakan secara sederhana meriah. Peringatannya sederhana dihadiri oleh perwakilan setiap kampung dengan alasan jarak tempuh dari kampung ke ibu kota distrik. Jarak tempuh dari kampung terdekat saja seperti Bidau membutuhkan waktu 3 hari perjalanan kaki melalui jalan setapak, pergi pulang butuh 6 hari. Oleh sebab itu masyarakat hanya diwakili masyarakat dari Kampung Unito.
Demikian juga halnya anak-anak sekolah. Akibat libur terpanjang di SD Unito, libur sudah 9 bulan, anak-anak sekolah yang hadir juga separuhnya.
Walau demikian, pelaksanaan upacara bendera boleh dikata meriah. Karena, sekalipun daerahnya masih terbelenggu dengan 3 T, ada paskibra sekalipun hanya 3 orang dan prosesi upacara terlaksana dengan tertib dan rapih. Demikian pula saat penurunan bendera merah putih, dilaksanakan tertib dan rapih seperti penurunan bendera merah putih (aubade) di kota sekalipun di tengah hutan. (ans)