Nabire, Tanggap Darurat Virus Corona

NABIRE - Bupati Nabire, Isaias Douw menetapkan Nabire sebagai daerah Tanggap Darurat Corona Virus Disease (Covid-19), selama 2 pekan sejak 17 April hingga 1 Mei mendatang. Bupati Isaias menyatakan Nabire sebagai Tanggap Darurat bencana non alam, sebab, wabah virus corona ini tidak sebagai bencana alam. Bupati membacakan surat peningkatan status dari Siaga Bencana menjadi Tanggap Darurat didampingi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kapolres Nabire dan Dandim 1705/Paniai, Sekda Nabire, Daniel Maipon dan Juru Bicara Pemerintah Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Nabire, dr Frans Sayori kepada wartawan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat di Ruang Rapat Setda, Jumat (17/4) siang. Bupati Isaias menyatakan Nabire sebagai tanggap darurat bencana non alam, wabah Covid-19, setelah empat sampel darah yang dikirim ke Jayapura, hasil pemeriksanaan swab dari laboratorium menyatakan, tiga diantaranya positif virus Corona, hanya seorang pasien dalam pengawasan (PDP) dinyatakan negatif. Nabire ditetapkan sebagai Daerah Tanggap Darurat Covid-19, karena selain 3 orang dinyatakan positif virus corona, jumlah warga yang terpapar virus corona di Nabire, hingga Jumat pukul 15.35 tercatat 40 kasus. Bupati Nabire, Isaias Douw jika tidak ada warga yang datang lewat Manokwari, Provinsi Papua Barat, Nabire hanya ditemukan 9 warga sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Tetapi karena, adanya warga yang datang dari luar Papua melalui Manokwari, dalam dua pekan terakhir ini, angka terpaparnya Covid-19 melambung tinggi, setidaknya 33 ODP baru. Oleh sebab itu, Bupati Nabire mengatakan akan menyurat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papau Barat agar tidak mengirim lagi warga baru ke Nabire. Karena, Pemerintah Papua Barat tidak memutuskan hubungan udara dan laut seperti yang dilakukan Pemprov Papua, di Papua Barat tiga kali penerbangan selama sepekan. Selain itu, Bupati Isaias juga menegaskan akan memutuskan hubungan darat. Untuk mengeksekusi pemutusan hubungan lewat, bupati sudah perintahkan Kepala Distrik Teluk Umar untuk memutuskan hubungan darat untuk sementara waktu. Sementara untuk hubungan dengan kabupaten tetangga di wilayah Meepago, Bupati Isaias sebagai Ketua Asosiasi Bupati se Meepago, sudah berkoordinasi dengan empat bupati lainnya, pertemuan pertama di KM 100 Siriwo dan pertemuan kedua di Nabire, Jumat (17/4) pagi. Didepan wartawan, pimpinan OPD, Forkopimda dan perwakilan masyarakat mengatakan empat bupati dari empat kabupaten tetangga sudah sepakati untuk membantu Nabire menangani Covid-19. *Positif 3 Dirawat di RSUD Juru Bicara Pemerintah Tim Gugus Tugas Covid-19, dr Frans Sayori menjelaskan, tiga warga yang positif virus corona akan dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, selama dua minggu, dirawat dengan pengawasan yag ketat. Setelah dua minggu, pasien tersebut akan dilakukan pemerikasaan dengan swab periksa lagi lewat laboratorium untuk mengecek perkembangan pasien. Dokter Sayori mengatakan, tidak semua yang dinyatakan positif meninggal tetapi ada pasien yang sembuh. Karena itu, dalam pemeriksaan swab bisa saja pasien yang positif bisa saja menunjukkan hasilnya negatif dan sembuh. Kasus seperti ini, ada di daerah lain, sudah positif Covid-19, ternyata setelah dirawat bisa sembuh. Untuk menghambat dan memperkecil penambahan jumlah terpaparnya virus corona, Bupati Nabire, Isaias Douw mengimbau warga untuk menuruti arahan pemerintah seperti cuci tangan, memakai masker di luar rumah, tidak kumpul banyak orang dan di rumah saja, tidak keluar rumah bila tidak mendesak. *Keluar Masuk dengan Surat Bupati Untuk menghindari melebarnya wabah Covid-19, Bupati Nabire menegaskan setiap penduduk yang ke Nabire, harus mengantongi surat dari bupati. Apabila ada yang kedapatan, warga baru tanpa surat dari bupati, pemerintah tidak akan segan-segan untuk menindak yang bersangkutan. Siapapun, harus ada surat dari bupati, tidak ada surat dari bupati, akan ditindak secara tegas. “Kami tidak main-main,” tegasnya.(ans/wan)
Pengumuman Cpns
Papua Dalam Permainan Sio (Persio) Penuh Korban
*) Oleh : Anton Agapa (TOA)
Saatnya Orang Papua Jaga Alam dan Lestarikan Budaya
SAATNYA kita! Orang Asli Papua (OAP) hentikan kerusakan alam yang sebagai pelindung kehidupan dan lestarikan budaya menurut pikiran Alam Orang Papua. Karena Alam dan budaya adalah manusia yang selalu memberi stamina tubuh manusiaagar tetap mempertahankan budaya nafas kehidupan kita diatas alamnya itu sendiri, di Papua.
Hahae
Tatindis Drem Minyak
Pace satu dia kerja di Pertamina. Satu kali pace dia dapat tindis deengan drem minyak. Dong bawa lari pace ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, pace pu kaki patah.
Setelah sembuh, pace minta berhenti kerja di Pertamina.
Waktu pace ko jalan-jalan sore di kompleks, pace ketemu kaleng sarden. Dengan emosi pace tendang kaleng itu sambil batariak "Kamu-kamu ini yang nanti besar jadi drem."
Populer
Iklan dan berlangganan edisi cetak
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan