NABIRE – Tidak sedikit warga maupun peserta tes penerimaan CPNS formasi 2018 Kabupaten Nabire yang mempertanyakan kapan hasil seleksi diumumkan.
Para peserta terkesan semakin tidak bersabar ketika empat kabupaten lain di wilayah Meepago, mulai dari Paniai, Deiyai, Dogiyai dan Intan Jaya telah mengumumkan hasil seleksi.
Namun kapan pengumuman CPNS formasi 2018 untuk Kabupaten Nabire masih tanda tanya.
Alias belum diketahui pasti kapan hari dan tanggal pengumuman.
Ketika persoalan ini ditanyakan kepada Bupati Nabire, Isaias Douw, menjawab, dirinya masih memperjuangkan agar hasil seleksi dengan prosentasi 80 : 20.
Untuk itu dirinya masih memperjuangkan dan mengkoordinasikan dengan pemerintah pusat melalui Kemenpan di Jakarta.
“Kabupaten Nabire adalah kabupaten dengan 98 kerukunan, suku dan paguyuban.
Jadi Nabire bisa dikatakan sebagai Indonesia kecil, karena penduduknya yang majemuk.
Saat sebelum pengumuman, kesepakatan dengan pemerintah pusat dalam hal ini Menpan prosentasinya 80 : 20 dan juga pelaksanaan tes secara offline.
Ternyata yang terjadi tesnya online dan kami di Nabire bukan 80 : 20 tapi 70 : 30.
Akhirnya kami minta kepada pemerintah pusat dalam hal ini Menpan agar hak orang Papua dikembalikan yaitu 10 persen jadi 80 : 20,” tuturnya.
Dikatakan kembali bupati, penduduk di Kabupaten Nabire ini majemuk dan dua suku besar dari pesisir dan pegunungan ini juga harus dilihat dan juga semua suku yang ada di Nabire.
Sehingga pemerintah Kabupaten Nabire berkonsultasi ke Menpan, sehingga dalam waktu dekat adakan diumumkan bersamaan dengan beberapa kabupaten dan Provinsi Papua Barat.
Disinggung empat kabupaten di Meepago sudah diumumkan sedangkan Nabire belum, kata Bupati Isaias, kabupaten lain di Meepago seeprti Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya tidak sama dengan Nabire.
Nabire ini Indonesia kecil, jadi seperti di Dogiyai, Deiyai dan Paniai itu masyarakat sendiri sehingga bisa saja hasilnya mayoritas 100 persen karena putra daerah sendiri.
Sedangkan Nabire itu 60 persen Papua pendatang dan Nabire ini sentral sehingga tidak bisa sembarang dalam mengambil keputusan.
“Jadi semuanya akan dilihat, masalah situasi dan kondisi di daerah, masa-masa sekarang kondisi apa, semua dipertimbangkan supaya jangan jadi masalah.
Dan jangan disamakan dengan daerah-daerah lain,” tuturnya.
“Karena ini masa terakhir untuk kenang-kenangan masyarakat saya di Kabupaten Nabire,” tambahnya.
Ditanya lagi kapan akan diumumkan, jawab bupati, tergantung hasil koordinasi dengan Menpan di Jakarta.
Dalam waktu dekat, kata Bupati Isaias, dirinya akan dipanggil oleh Menpan untuk mengkoordinasikan prosentasi 80 : 20.
“Kemarin ke Jakarta tunggu waktu jadwal untuk bisa bertemu dengan Menpan untuk berkoordinasi, tapi karena perayaan HUT RI saya kembali.
Tapi dalam waktu dekat Menpan akan panggil saya untuk kordinasi tengang 80 : 20.
Sebelumnya waktu saya berangkat belum ketemu,” ujarnya. (ros/ist)