NABIRE – Penyuluh Pertanian di daerah ini ditantang untuk menyiapkan produk unggulan dari Kabupaten Nabire yang laku di pasaran, tidak hanya di Nabire tetapi juga di daerah lain. Selama ini banyak produk yang dihasilkan petani tetapi tidak bisa dipasarkan ke laur karena kurang mampu bersaing. Oleh sebab itu, peran penyuluh pertanian memegang andil besar untuk menghasilkan produk-produk petani yang siap menjawab kebutuhan local dan daerah tetangga bahkan ke luar.
Tantangan dan harapan ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian (Dintan) Kabupaten Nabire, Sumardi A saat dalam pengarahan pembukaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Pertanian Distrik dan Kelurahan/Kampung di Ruang Pertemuan Dintan, Senin (23/5).
Sumardi mengatakan, Nabire sudah terkenal sebagai kota singkong beberapa tahun kemudian kota emas dan selanjutnya sebagai kota jeruk. Tetapi kini semua julukan hanya tinggal nama, karena produktifitas terhadap produk unggulan tersebut sirna. Padahal, singkong misalnya, selain bakar, rebus dan goring untuk makan, singkong juga bisa dikelola menjadi tepung yakni tepung tapioka. Demikian juga halnya hasil petani berupa beras, kita sudah punya dua penggilingan padi di Kali Bumi dan Lagari. Tetapi, hasil olahan penggilingan padi dari Nabire tidak bertahan lama dan tidak bisa jual keluar. Padahal, Nabire bertekad sebagai lumbung padi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan local tetapi juga bisa dijual keluar. Tetapi, harapan tersebut belum karena produksi beras Nabire hanya di Nabire.
Sumardi menambahkan kulaitas beras hasil petani Nabire belum bisa jual ke luar. Sementara itu, pedagang juga memasok beras dari luar seperti Jawa dan Makassar. Kualitas beras kita kalah kualitas dengan beras dari luar. Apa penyebabnya? Beras local Nabire kalah dalam kualitas karena proses pengeringan masih rendah.
Selain itu, Sumardi juga menyinggung, produksi petani seperti rica, tomat dan sayuran seperti kool dan wortel. Petani mau menanam banyak, ketika panen harganya anjlok karena adanya pemasokan dari luar daerah.
Plt Kadintan Nabire ini mengingat untuk meningkatkan kualitas beras lokal, produktifitas petani tanaman pangan seperti rica, tomat dan sayuran, dibutuhkan peran dari penyuluh pertanian di tingkat distrik dan kelurahan/kampung untuk mendorong dan membaca peluang sehingga produk petani kita di daerah ini juga meningkat dan mampu menjawab kebutuhan lokal.
Untuk meningkatkan produktifitas petani, Sumardi juga mengingatkan penting persediaan pupuk di daerah ini. Karena, semangat petani akan terdorong ketika persediaan pupuk juga tersedia.
Disamping memacu semangat petani, Sumardi juga mengingatkan penyuluh pertanian tentang pentingnya data seperti lahan, luas pertanian dan perkiraan pupuk dan lainnya yang terkait sehingga perencanaan bidang pertanian di daerah ini berdasarkan big data pertanian Kabupaten Nabire.
Usai pembukaan, beberapa penyuluh secara terpisah mengungkap, persediaan pupuk yang terasa kurang di daerah ini, akibat saat rapat teknis di Jayapura beberapa waktu lalu, peserta dari Nabire tidak menampilkan data pertanian dan kebutuhan pupuk sehingga data yang masuk apa adanya, tidak berdasarkan data yang ada. Akibatnya, Nabire mendapat jatah pupuk kurang dari kebutuhan. (ans)