DOGIYAI - Kondisi gedung SD Inpres berkelas IV di Kampung Pagouda, Distrik Mapia Barat, Kabupaten Dogiyai, sudah tidak layak akibat tanah longsor. Akibatnya, guru maupun para murid di sekolah ini mengalami penderitaan yang cukup luar biasa.
Demikian disampaikan anggota DPRD Kabupaten Dogiyai, Vitalis Kegiye, Minggu (22/5/22) melalui telepon selulernya dari Dogiyai.
Dikatakan Vitalis Kegiye, ketakutan memperingatkan kita akan adanya bahaya atau ancaman entah itu bahaya fisik maupun psikologis. Ketakutan itu merupakan hal yang wajar, karena kondisi bangunan gedung sekolah dan halaman sekolah samping kiri kanan dan belakang tidak mendukung akibat curah hujan datang mengalami tanah longsor.
Setiap tahun dimana diadakan sidang paripurna Kabupaten Dogiyai yang dilaksanakan pada tahun 2020 hingga pada tahun 2022 ini, selalu menyampaikan aspirasi masyarakat serta para guru di sidang. Tetapi aspirasi yang disampaikan DPRD maupun pemerintah Kabupaten Dogiyai belum menangkapi serius dan ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Dogiyai.
Selama tiga tahun berjalan itu, disampaikan aspirasi baik waktu sidang di depan DPRD maupun pemerintah. Tetapi kedua lembaga DPR di bidang pendidikan dan pemerintah melalui dinas terkait hingga kini belum turun melihat keadaan masalah serius yang dialami oleh guru, murid bersama masyarakat di Kampung Pagouda.
Maka karakter pendidikan Kabupaten Dogiyai, krisis besar yang dialami oleh murid karena pihak terkait belum ada pengawasan, kontrol di lapangan atau sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Dogiyai. Hingga korban pendidikan di lapangan adalah anak-anak umur sekolah. Jadi tidak tahu baca dan tulis ini masalah dan tantangan besar yang dirasakan oleh anak-anak umur sekolah di Kabupaten Dogiyai.
Realita yang terjadi di lapangan salah satunya adalah di Kampung Pagouda, Distrik Mapia Barat, Kabupaten Dogiyai. Para murid, guru bersama masyarakat sangat ketakutan luar biasa karena tinggal tunggu waktu kapan roboh SD Inpres berkelas IV di Kampung Pagouda. (modes)