NABIRE - Kepala Puskesmas Kota, Lukas CH Hawar, SKM secara tegas mengatakan, mata rantai penularan penyakit TBC, paru dan kusta yang berada di wilayah pesisir dan kepulauan harus dihilangkan agar tidak membawa kematian bagi manusia.
Kata dia, ketiga penyakit menular ini bukan penyakit turunan. Tetapi penyakit yang bisa ada akibat perilaku hidup manusia yang tidak bertanggung jawab atas diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
Sehingga di saat ini maupun kedepannya dibutuhkan sosialisasi oleh pihak kesehatan kepada seluruh masyarakat yang ada di pesisir dan kepulauan dari kampung ke kampung. Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tiga penyakit menular tersebut.
Dan untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit TBC, paru dan kusta hanya dibutuhkan keseriusan dan perhatian langsung dari pemerintah. Dan untuk memutuskannya juga perlu ada dukungan dan respon dari masyarakat.
“Yang perlu dipahami oleh kita semua bahwa penyakit TBC, paru dan kusta bukan penyakit turunan tetapi itu penyakit yang timbul atau ada karena perilaku hidup atau kebiasaan manusia,” ujar Kepala Puskesmas Kota, Lukas CH Hawar, SKM kepada Papuapos Nabire, Rabu (22/6/22).
Dikatakan, dirinya selaku petugas kesehatan telah mencatat bahwa pada masyarakat yang berada di pesisir dan kepulauan. Dirinya telah banyak menolong dan menyembuhkan masyarakat yang sakit akibat penyakit TBC, paru dan kusta. Sehingga atas dasar pengalaman menyembuhkan pasien TBC, paru dan kusta, Hawar berkesimpulan bahwa ketika penyakit yang merenggut nyawa manusia ini, bukan penyakit keturunan. Tetapi penyakit menular yang disebabkan oleh perilaku hidup.
Untuk itu selaku petugas kesehatan dan juga Kepala Pusksemas Kota meminta dan mengharapkan agar tingkat kesehatan diri, keluarga dan masyarakat luas perlu dijaga secara baik. Sebab penyakit TBC, paru dan kusta bisa menular akibat perilaku hidup yang tidak bertanggung jawab pada diri, keluarga dan masyarakat luas. (des)