NABIRE – Subsidi angkutan yang dianggarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai untuk melayani transportasi udara ke distrik dan kampung terjauh dari Moanemani dalam tahun ini terkesan macet. Karena, selama 10 bulan ini tidak ada pelayanan angkutan subsidi dari pemerintah Kabupaten Dogiyai ke daerah-daerah yang tersulit dan terbelakang. Akibatnya, pelayanan pemerintahan di beberapa distrik yang mengandalkan angkutan udara terimbas.
Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi di Nabire, pekan lalu mengatakan, kepala distrik dan staf termasuk petugas kesehatan dan guru yang bertugas di daerah-daerah terpencil tidak bisa berbuat banyak akibat tidak adanya sarana transportasi udara yang mendukung.
Ia menilai subsidi angkutan udara yang diprogram Pemkab Dogiyai bertujuan untuk mendukung pelayanan pemerintahan di daerah terpencil dan terisolir. Karena dengan adanya subsidi angkutan, kepala distrik, staf, guru dan petugas ke tempat tugas untuk melayani masyarakatnya. Demikian juga ketika ada kebutuhan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah atas, kepala distrik, kepala sekolah dan kepala Puskesmas, lewat pelayanan angkutan subsidi akan membantu ke ibukota kabupaten dan sebaliknya ke tempat tugas. Demikian juga ketika ada undangan rapat dan kegiatan dari pemerintah kabupaten, kepala distrik, kepala sekolah dan kepala Puskesmas bisa menghadirinya sesuai undangan, karena ada pelayanan transportasi bersubsidi.
Tetapi, ketika subsidi angkutan tidak lancar, imbasnya pelayanan di daerah terpencil terabaikan. Sebab, kata Kristianus Tgi, lewat penerbangan perintis, minmal dikenai biaya carter, ke Unito misalnya sebesar Rp 17 juta sekali terbang. Sementara di dalam DPA Distrik, Kepala Puskesmas dan kepala sekolah tidak ada dana untuk carter pesawat. Tidak ada dana untuk carter pesawat.
Oleh sebab itu, Tagi kesal dengan tidak dilaksanakannya pelayanan angkutan subsidi selama 10 bulabn terakhir ini. Karena, awal tahun ini Pemkab Dogiyai menganggarkan dana untuk subsidi angkutan untuk memperlancar pelayanan ke distrik dan kampung.
Kepala Distrik Sukikai Selatan ini berharap dan meminta Pemkab Dogiyai agar membuka pelayanan subsidi angkutan selama dua bulan tersisa dari tahun 2022 ini. Hal ini untuk mempermudah tugas pelayanan pemerintahan ke daerah-daerah terpencil yang selama ini terlupakan.
Tagi menilai, subsidi angkutan dengan pengusaha helikopter, seperti tahun ini tidak membantu banyak kepada pemerintah dan nasyarakat. Karena, biaya besar tidak sebanding dengan muatan. Biayanya besar tetapi hanya mampu memmuat adalam jumah sedikit.
Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan pelayanan dengan biaya subsidi angkutan, lebih tepat dengan pesawat jenis kecil seperti AMA. Karena, pesawat tersebut mampu memuat banyak dan perhitungannya tidak menghitung menit terbang seperti helikopter.
Ia membandingkan, helikopter muatannya paling empat orang dan perhitungan permenit. Sedangkan pesawat cesna, mampu memuat lebih dari emat orang dan untuk barang bisa sampai 700 kg dan perhitungan berdasarkan route/flight.
Sebab itu, Kepala Distrik Sukikai Selatan meminta Pemkab Dogiyai, subsdi angkutan tahun depan sebaiknya pesawat jenis kecil cesna milik AMA yang bisa mendarat di lapangan terbang perintis di beberapa kampung se Kabupaten Dogiyai untuk menghemat biaya dan pertimbangan muatan. (ans)