Home Pemda Dogiyai Kadindik Tebay Setujui Konsep SD Kecil di Suksel

Kadindik Tebay Setujui Konsep SD Kecil di Suksel

suroso  Rabu, 8 Februari 2023 9:4 WIT
Kadindik Tebay Setujui Konsep SD Kecil di Suksel

NABIRE – Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kabupaten Dogiyai, Yudas Tebay setuju adanya sekolah kecil di kampung-kampung terisolir untuk membebaskan anak-anak dari buta 3 M )membaca, menulis dan menghitung). Kepala Distrik Sukikai Selatan (Suksel), Kristianus Tagi dan pengawas Sekolah Dasar, Sebastianus Pugiye berniat membangun pendidikan Sekolah Dasar dengan pola Sekolah Kecil.

Yudas Tebay menilai, pola pendidikan melalui sekolah kecil dengan dibukanya Sekolah Dasar di kampung-kampung terisolir, kelas hanya sampai kelas III. Hal ini agar, anak-anak sekolah di kampung terpencil mendapat pelajaran dan belajar untuk menulis, membaca dan menghitung sejak kecil sehingga ketika memasuki kelas IV SD ke atas, anak-anak sudah lancar menulis, membaca dan menghitung.

Tebay menambahkan, dengan pola seperti ini, untuk kelanjutan pendidikan anak-anak dari kampung-kampung terisolir, sekolah kecil cukup mengirim nama dan mendaftar ke sekolah induk terdekat. Karena dengan pola sekolah kecil, sekolah induk, sekolah berkelas VI tidak cukup beberapa di distrik yang terpencil.

Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi beberapa waktu lalu mengungkap bersama pengawas sekolan, Sebastianus Pugiya berencana untuk menjadi SD Inpres Unito sebagai sekolah induk. Sedangkan beberapa SD yang ada di kampung, sebagai sekolah kecil. Karena, selama ini kekurangan tenaga guru sehingga anak-anak tidak menerima pelajaran dengan baik. Bahkan sebagian anak usia sekolah masih dililit dengan buta 3 M.

Kristianus Tagi menjelaskan, untuk menarik tenaga guru dan sukarelawan untuk mengajar di SD se Distrik Sukikai Selatan, sudah menjalin kerjasama dengan kepala kampung agar memperhatikan kesejahteraan guru honorer yang akan bertugas di SD masing-masing kampung melalui dana kampung yang akan diterima kepala kampung.

Pengawas Sekolah Dasar Distrik Sukikai Selatan, Sebastianus Pugiye di Nabire, Minggu (5/2) menjelaskan, di Sukikai Selatan, sudah ada 4 sekolah. Dari jumlah tersebut, hanya SD Inpres Unito yang sudah berkelas VI dan sejak 2009 hingga tahun ajaran lalu telah mengikutkan ujian akhir. Sedangkan anak didik dari 3 SD lain, tidak tahu mereka titip anak-anaknya ke mana.

Mantan Kepala SD Inpres Unito ini mengungkap, selain Unito, masih ada SD kecil di Kampung Saikonai. Kampung Iyago, dan SD Inpres Bidau.

Akibat ketidakjelasan proses belajar mengajar di SD lain tersebut, Kepala Distrik Tagi dan Pengawas SD, Pugiye berencana menjadi 3 SD lainnya sebagai SD kecil.

Kepala Dinas Pendidikan, Yudas Tebay SD, Jumat pekan lalu di Nabire mengatakan SD kecil sebagai tempat belajar pendidikan dasar terutama, menulis, membaca dan menghitung. Apabila anak didik dari SD kecil sudah masuk usia kelas IV, siswanya masuk di SD Induk, di Sukikai Selatan, masuk di SD Inpres Unito sebagai sekolah induk.

Tebay menambahkan, Kepala SD di SD Kecil tidak ragu dengan daa Biaya Operasional Sekolah (BOS). Karena ada dana BOS bagi anak didik kelas I – III di sekolah kecil. Dana BOS diberikan juga untuk sekolah kecil.

Yudas Tebay mengingatkan sekolah kecil untuk belajar menulis, membaca dan menghitung sehingga setiap anggota masyarakat dapat menulis, membaca dan menghitung. Hal ini juga untuk mengatasi kesan miring selama ini, masih ada anak-anak sekolah yang belum mampu menulis, membaca dengan benar. (ans)


suroso  Rabu, 3 Juli 2024 2:43
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kehadiran Guru Rendah
Penulis : Wiantri Viami Amin, S.Pd Tingkat kehadiran guru ke sekolah yang masih rendah merupakan salah satu permasalahan yang masih sering terjadi di Papua terkait mutu guru. Beberapa guru memiliki alasan jarak sekolah dengan kediaman yang jauh dan sepi merupakan salah satu alasan dari kurangnya kehadiran guru.
suroso  Kamis, 12 September 2024 0:53
Burung Cenderawasih Raja
Cerpen : Abdul Munib Alkisah di sebuah negara baru. Kala musim sedang bersemi. Tepatnya musim kebangsaan ini. Mekar disana-sini bunga pikiran, bunga-bunga tulip yang mulai layu di Taman Barat kala itu dan melati yang mulai mekar mewangi di taman pertiwi. Musim memang pesona yang lain, kala cinta bisa tampil dalam rona dan iramanya yang tersendiri.

Hahae

Tatindis Drem Minyak
suroso  Sabtu, 16 April 2022 3:53

Pace satu dia kerja di Pertamina. Satu kali pace dia dapat tindis deengan drem minyak. Dong bawa lari pace ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, pace pu kaki patah.

Setelah sembuh, pace minta berhenti kerja di Pertamina.

Waktu pace ko jalan-jalan sore di kompleks, pace ketemu kaleng sarden. Dengan emosi pace tendang kaleng itu sambil batariak "Kamu-kamu ini yang nanti besar jadi drem." 

Iklan dan berlangganan edisi cetak
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com

Berlangganan
KELUHAN WARGA TERHADAP PELAYANAN UMUM
Identitas Diri Warga dan Keluhan Warga

Isi Keluhan