DOGIYAI – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3A KB) Kabupaten dogiyai, Kamis (24/8/23), menggelar kegiatan mini lokakarya tingkat distrik tentang percepatan penurunan stanting di Kabupaten Dogiyai. Kegiatan digelar di Aula Gereja Kotalik Moenamani.
Kegiatan mini lokakarya diikuti peserta dari Distrik Kamuu, Kamuu Utara, Distrik Kamuu Timur dan Distrik Kamuu Selatan. Peserta terdiri dari tim pendamping keluarga. Dimana sekelompok orang yang terdiri dari bidan, kader tim penggerak PKK dan kader KB desa. Setiap kampung terdiri dari 3 orang.
Kegiatan dilaksanakan secara bertahap untuk 10 distrik yang terdiri dari 79 kampung.
Kepala Dinas P3a dan KB Kabupaten Dogiyai, Yohana Yobe, dalam arahannya mengatakan, mini lokakarya adalah sebuah kegiatan pertemuan dalam rangka mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga. Hasil pelaksanaan, pemantauan pendampingan keluarga di tingkat distrik dan membina tim pendamping keluarga yang terlatih.
Karena diketahui bersama bahwa persoalan stanting haruslah ditangani dengan serius. Gangguan pertumbuhan anak akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang dan berat badan anak di bawah standar.
Perlu diketahui, kata dia, stanting tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah. Diantaranya dengan pemenuhan nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Lebih lanjut dikatakan, percepatan penurunan angka stanting merupakan program prioritas nasional yang memiliki beberapa strategi cara penanganannya yang terus diusahakan hingga sekarang.
Dikatakan pula program nasional ini tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak ada kerjasama antara seluruh pemangku kepentingan. Baik dari pemerintah pusat sampai pemerintah kampung.
Tujuan dilaksanakan mini lokakarya terkait penurunan angka stanting, yaitu menggali permasalahan terkait stanting di wilayah kerja distrik masing-masing. Serta mencari solusi dan juga mengkomunikasikan program-program kegiatan yang sedang dan akan dilakukan terkait masalah stanting. (PPN/Humas Setda Dogiyai)