NABIRE – Masyarakat adat 6 distrik Nabire gunung (Siriwo, Menou, Dipa, Uwapa, Yaro, Wanggar) menggelar aksi demo damai di Kantor Kesbangpol Papua Tengah, Senin (20/11/23). Massa diterima Kepala Kesbangpol Papua Tengah, Drs. Thephilus Lukas Ayomi. Terlihat aparat kepolisian turut mengamankan jalannya aksi damai itu.
Selain menyampaikan secara lisan melalui perwakilannya, juga disampaikan poin-poin keberatan dan tuntutan secara tertulis. Ada 4 poin yang disampaikan secara tertulis.
Pertama, masyarakat adat 6 distrik Nabire gunung kecewa dan tidak puas dengan hasil seleksi, penetapan dan pelantikan MRP Papua Tengah.
Kedua, Timsel MPR kabupaten, Kesbangpol, dan Bupati Nabire dianggap telah menipu masyarakat adat 6 distrik Nabire gunung terkait hasil seleksi dan penetapan anggota MRP Papua Tengah, terkhusus keterwakilan dari Kabupaten Nabire dan unsur adat dan unsur perempuan.
Ketiga, masyarakat adat 6 distrik meminta Timsel, Kesbangpol Kabupaten dan Bupati Nabire segera klarifikasi dan menjelaskan terkait penetapan anggota MRP Papua Tengah perwakilan dari Kabupaten Nabire untuk jalur adat dan perempuan yang mengecewakan masyarakat adat 6 distrik Nabire gunung.
Keempat, masyarakat adat Nabire gunung (Distrik Siriwo, menou, Dipa, Uwapa, Yaro dan Wanggar) telah kehilangan hak politik di kursi MRP Papua Tengah untuk unsur adat dan unsur perempuan. Sehingga pihaknya meminta Pemerintah Kabupaten Nabire dan Pemerintah Provinsi Papua Tengah untuk memprioritaskan masyarakat adat 6 distrik Nabire gunung di kursi DPRK (Kabupaten Nabire) dan DPRP Papua Tengah (jalur Otsus).
Pantauan media ini, aksi demo digelar dengan aman dengan pengawalan aparat kepolisian. Setelah menyerahkan aspirasinya, massa membubarkan diri dengan aman. (rob/ros)