NABIRE - Wakil Bupati Ismail Djamaluddin, membuka kegiatan Aksi 1 Analisis Situasi Konvergensi Penurunan Stunting (ASKPS), yang digelar di Aula Bappeda, Selasa pagi (2/4/2024).
Ismail mengatakan, bahwa percepatan penurunan angka stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang kita dukung bersama-sama. Bahkan presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Yang mana, implementasi dari Perpres tersebut telah disusunnya, Rencana Aksi Nasional Pasti (RAN-Pasti) sebagai pedoman dan panduan bagi pemerintah pusat, daerah hingga level desa dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting.
"Karena stunting ini termasuk urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang, bagi generasi masa depan negara dan daerah ini," ucap Ismail.
Ditambahkan, untuk penanganannya juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek. Secara berkelanjutan seperti aspek kesehatan, aspek keluarga, maupun aspek prilaku. Artinya intervensi terhadap percepatan penurunan stunting perlu dilakukan dengan intervensi spesifik dan terpadu, dari semua stakeholder yang ada di daerah ini.
"Untuk lebih serius, lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting, melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja berkualitas. Dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi, bersama masyarakat, pihak swasta, organisasi non pemerintah," tambahnya.
Dia mengucapkan, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lain. Karena tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat, serta cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa ini dari ancaman stunting, maka gerakan kita hari ini pastinya sia-sia, dan dapat dipastikan kegiatan kita hanya sebatas semboyan tapi miskin gerakan.
"Kegiatan kali ini lebih ditekan pada program kegiatan (aksi 1). Yaitu analisis serta pemetaan program dan kegiatan pada (aksi 2). Yaitu rencana kegiatan, pada kegiatan kali ini diharapkan agar semua peserta mampu dan dapat melihat, data terkait program kegiatan yang akan diterapkan dalam penanganan stunting di Kabupaten Nabire," pungkasnya.
Kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Nabire Dr. H. Mukayat menjelaskan, yang pertama bangsa mempunyai visi pada tahun 2024, itu adalah visi Indonesia emas, apa visi Indonesia emas itu adalah visi terjadinya transformasi berbagai bidang, baik ekonomi dan sosial, dalam Indonesia emas nanti kita dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pintar dan yang cerdas. Artinya apa meningkatkan generasi emas pada tahun 2045 yang antara usianya 15 sampai 64 tahun.
"Kita harus mempersiapkan sedini mungkin, anak-anak muda kita atau sekarang ibu-ibu yang lagi mengandung karena 2045 dikurangi 2024 masih ada 21 tahun lagi. Setelah lahir, jangan sampai kurang gizi, jangan kurang kasih sayang, karena besok generasi adalah orang tua biasa, jadi intinya dari 2045 adalah visi Indonesia emas," tandasnya.(sam)