Penulis : Wiantri Viami Amin, S.Pd
Tingkat kehadiran guru ke sekolah yang masih rendah merupakan salah satu permasalahan yang masih sering terjadi di Papua terkait mutu guru. Beberapa guru memiliki alasan jarak sekolah dengan kediaman yang jauh dan sepi merupakan salah satu alasan dari kurangnya kehadiran guru.
Tingkat ketidakhadiran guru dalam kelas di provinsi Papua mencapai 82 persen. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Dasar Provinsi Papua, Aloysius Dopeng, melihat angka tersebut, tidak mengherankan bila mutu pendidikan Papua paling rendah dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air (Bona, 2015).
PGRI mengecam keras aksi penembakan dua guru oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, yakni Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden. Oktovianus adalah seorang guru Sekolah Dasar Jambul dan Yonatan sebagai guru Matematika di SMP Negeri 1 Beoga (Costa, 2021).
Persentasi ketidak hadiran guru di wilayah papua masih tinggi dan berada diurutan ketiga setelah Klimantan dan NTT & Bali.
Penyebab tingkat kehadiran guru yang rendah dikarenakan beberapa faktor. faktor yang paling banyak dialami oleh beberapa sekolah adalah karena jarak kediaman guru dan sekolah sangatlah jauh dan rawan kejahatan mengakibatkan beberapa guru memilih untuk datang terlambat atau tidak hadir menjalakan tugasnya.
Alternatif yang dapat diberikan oleh sekolah adalah dengan menyediakan Asrama untuk guru-guru yang memiliki jarak ke sekolah yang jauh, penyediaan Asrama ini dapat meminimalisir jumlah guru yang terlambat atau tidak hadir dengan alas an jarak rumah yang jauh dari sekolah.
(Penulis saat ini sebagai mahasiswa program Magister Manajemen Pendidikan FKIP Uncen Jayapura)