Dalam Tubuh Korban Ditemukan Serpihan Timah

Sorong - Korban kerusuhan Aimas yang diduga terkena tembakan aparat kondisinya sudah mulai membaik. “Kondisi korban kini sudah bagus tinggal tunggu pemulihan saja, ”kata dr Kenedy Ginting kepada wartawan di RSUD Se Be Solo, Jumat siang.
Lanjutnya, pasien bernama Salomina Klaivin (37) dan Herman Lokden (18) ini masuk pada tanggal (1/5) pagi sekitar pukul 6.00 WIT. “Dan pada pukul 8.00 WIT kita lakukan operasi dan mengeluarkan korpal 4 buah. Yang terkena itu usus halus dan besar sudah kita sambung, mudah-mudahan akan membaik," ujarnya.Disinggung berapa kali tembakan dokter menjelaskan dii usus sekali, paha sekali dan tangan sekali. "Korpal-korpal itu pecah,”kata dia sambil menunjukan korpal-korpal kepada wartawan dan Wakil Ketua DPR Papua Barat, Demianus Jimy Idjie. Lanjut dia, korpal-korpal itu timah, baru kami ambil di usus, paha sementara yang di tangan belum, menunggu kondisinya membaik.Sedangkan Herman Lokden (18) luka tembak di kaki kanan rencana kita akan operasi kakinya siang ini.Sementara pihak keluarga Ibu Salomina, bernama Marlin Klaivin mengatakan ibunya ini terkena 3 tembakan. “Ya ada tembakan,” jawabnya singkat. Sementara anggota DPR Papua Barat, Demianus Jimy Idjie kepada dr Kenedy Ginting menyampaikan akan menanggung biaya berobat kedua pasien yang terkena tembakan yang diduga dilakukan aparat.Kejadian ini berawal Rabu (1/5) dinihari. Dimana ada kelompok oposisi (yang berseberangan dengan Indonesia) dipimpin oleh Isak Kalaibin, dengan sekitar 100 anggotanya, berencana mengibarkan bendera Bintang Kejora, pada 1 Mei yang dimana pada hari tersebut merupakan 50 tahun Irian Barat ke NKRI. Aksi pengibaran yang direncanakan pukul 02.00 WIT dinihari itu, tercium oleh aparat Polisi hendak bernegosiasi dan mengimbau masyarakat agar tak mengibarkan bendera. Namun, saat tiba di lokasi kejadian, tiba-tiba mobil Avansa dengan nomor polisi BK 129 GW, yang ditumpangi Wakapolres dan beberapa mobil aparat lainnya, diserang. mengakibatkan satu anggota TNI Sorong terluka di bagian kepala belakang. Selain itu, kaca belakang serta kaca samping mobil Wakapolres rusak. Karena situasi masa sudah anarkis, maka aparat mengeluarkan tembakan peringatan.Dalam kejadian tersebut dua warga meninggal dunia diduga karena tertembak yakni Abner Malagawak (22) tertembak di bagian ketiak kiri tembus kanan dan Thomas Blesia (28) tewas tertembak di kepala bagian belakang tembus depan kepala. Korban luka yaitu Salomina Klaivin (37) tertembak di perut, paha bagian dan lengan kanan, Herman Lokden (18) luka tembak di kaki kanan, dan Andreas Sapisa (32) luka tembak di bagian ibu jari kaki kanan.Sementara DPR Papua Barat, Demianus Jimy Idjie meminta anggota Komnas HAM Pusat datang ke Sorong untuk menginvestigasi kasus ini. “ Yang menjadi pertanyaan saya tempat mereka itu sudah lama ada didaerah tersebut. Tidak jauh dari Polres Aimas, kurang lebih 1 kilometer, kok dibiarkan saja,”ujarnya. (Fani)
Pengumuman Cpns
Tindakan Kepolisian : SAKSI DIDUGA DIJADIKAN TERSANGKA TANPA CUKUP ALAT BUKTI (Studi Kasus Pengeroyokan, salah penanganan).
Dalam penegakan hukum positif di Indonesia terhadap berbagai kasus yang terjadi dari segi penanganan kasus tidak mengedepankan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 01 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian dan Standar Operasional Prosedur (SOP) baku yang berlaku dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Apa Itu Tinea Imbrikata atau Kaskado ?
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui orang-orang atau bahkan diri kita sendiri yang pernah mengeluhkan gatal-gatal terutama di badan. Tetapi dapat juga terjadi pada leher,tangan, kaki ataupun di tempat lainnya. Keluhan gatal tersebut berlangsung lama, berulang, makin gatal bila berkeringat, diobati tapi tak kunjung sembuh hingga sangat mengganggu tidur. Gatal-gatal pada badan sering di sebabkan oleh infeksi jamur. Salah satu penyakit infeksi jamur pada badan yang sering adalah Tinea Imbrikata atau masyarakat di Papua lebih mengenalnya dengan sebutan Kaskado.
Hahae
Tatindis Drem Minyak
Pace satu dia kerja di Pertamina. Satu kali pace dia dapat tindis deengan drem minyak. Dong bawa lari pace ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, pace pu kaki patah.
Setelah sembuh, pace minta berhenti kerja di Pertamina.
Waktu pace ko jalan-jalan sore di kompleks, pace ketemu kaleng sarden. Dengan emosi pace tendang kaleng itu sambil batariak "Kamu-kamu ini yang nanti besar jadi drem."
Populer
Iklan dan berlangganan edisi cetak
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan