Tangani Corona, RSUD Akan Lakukan Rapid Test

NABIRE – RSUD Nabire akan melakukan rapid test terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan (PDP) yang ada di Kabupaten Nabire. Walaupun alat Rapid Diagnostic Test (RDT) telah ada di RSUD Nabire, namun kapan dilakukannya rapid test akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait. “Iya alat RDT sudah ada di RSUD Nabire. Senin besok kita akan koordinasi baik dengan pihak-pihak terkait baru kita lakukan pengambilan sample,” ujar Plt. Direktur RSUD Nabire yang juga Kepala TU RSUD Nabire, Steven Mareku.Steven Mareku juga menginformasikan jika mulai Senin (6/4) hari ini, poliklinik di RSUD Nabire ditutup. Penutupan sementara poliklinik di RSUD Nabire ini, kata dia, kita antisipasi Alat Pelindung Diri (APD) untuk karyawan RSUD baik dokter, perawat dan yang lainnya, belum memadai.“Tetapi pasien rujukan kami terima di IGD, pasien rawat jalan pun mungkin kami lewat Posko tanggap darurat di rumah sakit. Sedangkan yang sakit ringan bisa ke fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas,” ujarnya. Hal senada terkait rapid test juga dikatakan salah seorang dokter di RSUD Nabire saat dikonfirmasi media ini. Kata Dr. Mawarti, SP.P, untuk melakukan pemeriksaan rapid test kita harus berkoordinasi dulu. Karena ini melibatkan pihak laboratorium, dan para ODP dan PDP juga harus dihubungi. “Harus dikoordinasikan dulu dengan pihak-pihak terkait. Harus matang supaya tidak ada yang mubazir,” ujarnya. Dijelaskan Dr. Mawarti, SP.P, rapid test itu seperti pemeriksaan cepat yang dilakukan di tempat dan sampelnya tidak perlu dikirim ke Jakarta. Berbeda dengan pemeriksaan swab yang memang harus dikirim ke Jakarta.“Pemeriksaan rapid test itu bukan diagnosa tapi kita istilahkan skrining saja. Jika melalui rapid test hasilnya positif, yang bersangkutan belum bisa dikatakan positif corona. Rapid test, surveillance itu kita mau melihat kalau betul misalnya hasilnya positif, pasien betul-betul kita karantina, kita lacak kontak dengan siapa saja selama ini untuk kita himbau juga untuk isolasi diri,” ujarnya. Diinformasikan, alat Rapid Diagnostic Test (RDT), telah dikirim ke Nabire dan sudah tiba di Nabire, Sabtu (4/4) pagi. Informasi dari dr. Sayori, jumlah alat RDT yang tiba di Nabire sebanyak 280 buah. Dan selanjutnya RDT diserahkan ke RSUD Nabire.Rapid Test Corona Tak Sama dengan Pemeriksaan SwabData yang dihimpun media ini, rapid test dan pemeriksaan swab adalah pemeriksaan yang berbeda. Rapid test corona hanya bisa digunakan sebagai skrining atau penyaringan awal. Sementara itu untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab lah yang digunakan.Jenis sampel yang diambil pemeriksaan rapid test yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan. Cara kerja rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah. IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat kita mengalami infeksi virus. Jadi, jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah. Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19. Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh. Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab Covid-19) di tubuh seseorang. (ros)
Pengumuman Cpns
Papua Dalam Permainan Sio (Persio) Penuh Korban
*) Oleh : Anton Agapa (TOA)
Saatnya Orang Papua Jaga Alam dan Lestarikan Budaya
SAATNYA kita! Orang Asli Papua (OAP) hentikan kerusakan alam yang sebagai pelindung kehidupan dan lestarikan budaya menurut pikiran Alam Orang Papua. Karena Alam dan budaya adalah manusia yang selalu memberi stamina tubuh manusiaagar tetap mempertahankan budaya nafas kehidupan kita diatas alamnya itu sendiri, di Papua.
Hahae
Tatindis Drem Minyak
Pace satu dia kerja di Pertamina. Satu kali pace dia dapat tindis deengan drem minyak. Dong bawa lari pace ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, pace pu kaki patah.
Setelah sembuh, pace minta berhenti kerja di Pertamina.
Waktu pace ko jalan-jalan sore di kompleks, pace ketemu kaleng sarden. Dengan emosi pace tendang kaleng itu sambil batariak "Kamu-kamu ini yang nanti besar jadi drem."
Populer
Iklan dan berlangganan edisi cetak
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan