Oleh : Albert Gobai
Membaca buku bukan jadi seorang kutu buku, melainkan melihat persoalan di dunia.
Persoalan apa yang terjadi di sekitar keberadaan perlu selidiki.
Apabila, persoalan itu tidak memanusiakan manusia harus mangatasi guna menjaga harkat dan martabat manusia.
Di tanah Papua banyak persoalan yang terjadi di setiap aspek kehidupan.
Perhatian utama untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan perlu diketahui antara pro kontra Papua dan Indonesia.
Persoalan berkepanjangan di tanah Papua karena NKRI harga mati dan Papua Merdeka Harga Mati.
Oleh karena itu, perlu selesaikan status politik Papua merdeka yang Republik Indonesia membungkam dekade demi dekade itu.
Namun, pemerhati hukum dan HAM nasional, regional dan internasional yang membahas tentang Papua untuk tegakkan keadilan dan kedamaian, selama belum menyelesaikan persoalan integrasi Papua kedalam Indonesia tidak akan pernah selesai.
Rakyat Papua korban di korban demi mempertahankan identitas bangsa Papua dan merebut kedaulatan yang kolonialis dan kapitalis global mengklaim menjadi Indonesia.
Di tanah Papua akan ada keadilan dan kedamaian bila antara Papua dan Indonesia dipisahkan dari bingkai kolonial republik Indonesia.
Otonomi khusus berjilid-jilid di Papua pun tidak akan ada kedamaian dan kesejahteraan.
Indonesia pentingkan bukan rakyat Papua melainkan sumber daya alam Papua yang mementingkan oleh NKRI.
Pemerintah pusat merekrut orang Papua jadi TNI-Polri dan BIN-BAIS supaya ancam-mengancam dan bunuh-membunuh bangsa sendiri.
Namun, orang Papua harus terdidik dalam perlawanan kolonialisme dan kapitalisme global di tanah Papua.
Kita terdidik dalam menghadapi kolonialis dan kapitalis pasti akan merebut kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Papua melalui Referendum dari tangan manusia yang hatinya seperti besi baja yang tidak beretika.
Rakyat Pejuang, Pejuang Rakyat Tetesan air mata dan darah di bumi surga terlantar (04/08/2020). ***